This is an excerpt of Sarawak's greatest hero, Almarhum Rosly Dhobi. Let me introduce 1st the historical letter for which what all Sarawakian young and old should hold fast.
This letter was written prior to his assasination by the British in Kuching Central Prison in 2nd of March 1950
Dengan secharek kertas ini dan se‑putung pensil untuk renungan sepanjang masa. Saya si‑penulis Rosli Dhobi dalam lindungan Permai. Saudara2 dan saudari2 sa‑perjuangan, saya ta' lama lagi akan meninggalkan jejak tanah tumpah darakku yang ku chintai, dan utama sekali ayah bunda yang ku kasehi dan saudara2 semua, dengan nama Allah sifat pemurah dan pengampun saya menyusun 10 jari mohon ampun dan maaf atas kesalahan saya yang telah terjadi selama ini, saga sanggup berkorban nyawa untuk memperbaiki raayat yang telah di‑ budaki oleh penjajah, saya mengaku dan terima apa2 kesalahan di dunia ini saya ta'genter saya ta'takut mati, saya terima hukuman yang telah di jatohkan di‑mahkamah.
Saya berdoa kepada Allah s. w. t. Saudara2 saudari2 di‑akhir kelak balek ke‑pengkuan Ibu‑pertiwi. Sungguh begitu saya sudah sanggup menghapuskan orang putih yang berasin dan datang‑nya tetapi saya sudah tidak ada di dunia ini nama saya tetap harum seluroh Dunia sa‑genap plusuk. Akhir kata, hey! Saudara2 Saudari2 sekalian berjuanglah jangan mundur majulah ka hadapan
Amin ya rabbul alamin berkat do a laillahaitlahi Munamada rasululah. Dan saga uchapkan jutaan terima kasih kepada saudara Pa. S. Allah sahajalah yang akan membalas budi jasa‑nya dengan penuh layanan, nasiha yang belom pernah di‑dengar oleh saya dari awal hingga akhir.
Harapan ini surat jangan sekali di‑beri sesiapa pun. Simpan baik‑bai, barangkali di‑lain masa ada guna‑nya.
Ditulis pada 1‑3‑1950
Saya yang akan meninggalkan endah ini,
R.D.
Абонамент за:
Коментари за публикацията (Atom)
Няма коментари:
Публикуване на коментар